30 April 2010

Gathering deBlogger : Silaturahim & Bermain Bersama Komunitas Online

Salam... !

Buat teman-teman yang tinggal di area jabodetabek ada sebuah acara bagus nih hari ahad ini, tanggal 2 Mei 2010, yaitu acara Silaturahim dan Bermain Bersama Komunitas Online yang bertajuk COMMUNITY GATHERING bersama deBlogger.

deBlogger adalah komunitas blogger se kota Depok, dalam rangka milad pertama, mereka menggelar acara ini. Community gathering ini ditujukan untuk seluruh komunitas online yang ada, baik blogger maupun non blogger.

Ingat, acara ini terbuka dan GRATIS lho :)

Oh ya, jangan lupa siapkan :
1. KADO senilai minimal Rp 10.000 dibungkus kertas koran
2. Berpakaian warna hitam (kaos)
3. Membawa pakaian ganti
4. Membawa slyer

Untuk pendaftaran masih dibuka hingga hari ini (Jumat 30/04/2010). Silakan isi form pendaftaran ini.

Ayo buat teman-teman semua, ajak teman terdekat dan keluarga kamu untuk ikutan acara ini. Sampai jumpa di sana ya :D



20 April 2010

Film ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI)... Beberapa Catatan

Film keluaran Deddy Mizwar selalu menjadi sesuatu yang (buat saya) sangat layak untuk dinantikan. Nama Deddy Mizwar seolah menjadi garansi yang sangat jitu akan suatu hasil karya bermutu anak negeri. Tidak hanya memuat hiburan sebagaimana umumnya film Indonesia lainnya, karya-karya Deddy Mizwar juga selalu penuh dengan pencerahan dan "sesuatu" yang bisa dibawa pulang bagi para penontonnya.

Karya terbarunya adalah film berjudul ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI) yang tayang sejak 15 April lalu.

Review lengkap film ini silakan baca-baca di page resminya di facebook.

FAKTA

Alangkah Lucunya (Negeri Ini) (ALNI) menandai 12 tahun kerjasama duo Deddy Mizwar-Musfar Yasin sebagai sutradara-penulis skenario.

ALNI merupakan film ke-4 dari kolaborasi mereka setelah Kiamat Sudah Dekat, Ketika, dan Nagabonar Jadi 2.

Gagasan awal ALNI mulai berkelebat di kepala Musfar Yasin sejak 9 tahun silam. ”Tapi baru 4 tahun terakhir ini diperbincangkan lebih sering, dan sekitar 16 bulan terakhir dibahas intensif,” ujar Deddy Mizwar.

Sembilan orang peraih Citra berkolaborasi dalam film ini: Slamet Raharjo, Deddy Mizwar, Reza Rahadian, Tio Pakusadewo, Rina Hassim, Aria Kusumadewa, Yudi Datau, Musfar Yasin, Zairin Zain (produser Nagabonar jadi 2)

Film ini Deddy Mizwar yang lebih mengoptimalkan sutradara pendamping (co-director) yang kali ini dipercayakan kepada Aria Kusumadewa (Sutradara terbaik FFI 2009 – IDENTITAS)

Soundtrack film ini oleh Ahmad Albar (God Bless)

PENCERAHAN DARI FILM INI

Gagalnya pendidikan di negeri dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja dan mandiri.

Nilai-nilai budi pekerti, Pancasila, bahkan nilai agama seringkali hanya berhenti pada tataran "mengetahui dan menghapal" saja. Film ini menggambarkan begitu gamblang bagaimana seorang yang shalat (beribadah) pun masih tetap "bisa" mencuri sandal di mushalla. Mungkin demikian juga yang terjadi dengan para pencopet kelas atas yang disebut koruptor.

Tuntutan akan status sosial di masyarakat kadang jauh lebih membelenggu dan lebih kejam menghukum. Ini terutama dirasakan oleh seorang penganggur. Sebaliknya seorang calon wakil rakyat nampak memiliki citra yang jauh lebih baik sekalipun si calon tidak berkualitas.

Ketidakadilan di negeri ini telah sedemikian parah. Penggambaran film ini ketika para mantan copet cilik itu yang telah mencoba mengubah hidup dengan mengasong tetap tidak bisa tenang karena adanya ancaman kejaran petugas trantib.

Suap telah menjadi sesuatu yang amat-amat biasa di masyarakat kita. Di sini ini ditampilkan dengan kehadiran 2 oknum aparat yang ternyata menjadi backing para pencopet.

NILAI PLUS FILM INI



Para pemainnya nggak diragukan lagi, bahkan para pemain baru yang terlibat pun mampu menghidupkan karakter masing-masing peran dengan begitu natural dan luwes

Kualitas gambar yang ditampilkan keren banget. Nggak seperti film-film Deddy Mizwar sebelumnya yang kurang menarik dalam pengambilan gambar, kali ini sungguh bisa diacungi jempol.

Dialog-dialog yang sangat ringan namun aktual dan menyindir kondisi bangsa ini, misalnya ada dialog pemain gaple yang menyebutkan cicak, buaya, dan gurita. Ada juga pertanyaan menyindir tentang siapa yang berhak menentukan halal dan haram dll.

Tentang gagalnya pendidikan sangat terasa menohok pada dialog Muluk kepada Syamsul sebagai berikut : "Itulah manfaat pendidikan Sul, melalui pendidikan kamu jadi tahu bahwa pendidikan itu nggak ada manfaatnya". Menurut perkataan ini sungguh-sungguh dalam dan luas maknanya.

Adegan yang sangat menyentuh buat saya ketika Muluk akhirnya merelakan diri ditangkap oleh petugas trantib untuk menggantikan teman-temannya pengasong, wah adegan ini dapet banget. Selain itu ketika Pak Haji Rahmat dan Pak Makbul beristigfar di mushalla juga sangat menyentuh

Trik dan tips mencopet secara detail dipaparkan dan divisualisasikan dengan gamblang di film ini. Wah nggak nyangka ya mencopet itu benar-benar membutuhkan team work yang solid, keahlian, dan kekompakan hehehe

Soundtracknya terasa pas dengan adegan yang tengah berlangsung, baik warna musik dan syairnya.

KEKURANGAN

Buat saya sangat sulit untuk menemukan kekurangan dalam film ini. Semua begitu real dan sangat bisa dinikmati. Malah hampir mendekati sempurna :)

Cuma ada satu kesan yang saya tangkap di sini, bahwa kenapa film ini seolah mengesampingkan pilihan untuk wira usaha selain bekerja. Di sini terkesan wira usaha adalah sesuatu yang agak kurang terhormat. Dicontohkan pilihan berwira usaha tokoh Muluk jatuh pada beternak cacing yang jelas kalah menarik dengan pilihan lainnya. Padahal ada beberapa peluang berwira usaha yang ditampilkan, seperti membuka kios baju dan membuka usaha cetak/sablon.

Overall dari saya film ini mendapat nilai 9.9 (skala 10). Begitu banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari film berdurasi sekitar 105 menit ini. Jadi buat yang belum menyaksikan, film ini sangat-sangat saya rekomendasikan untuk ditonton :)

Pasal 33 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.

Judul Film: Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
Produser Eksekutif: Giselawati Wiranegara
Produser: Zairin Zain
Sutradara: Deddy Mizwar
Sutradara pendamping (co-director): Aria Kusumadewa
Director of Photography: Yudi Datau
Penulis skenario: Musfar Yasin
Pemeran: Reza Rahadian, Tika Bravani, Asrul Dahlan, Deddy Mizwar, Slamet Raharjo, Jaja Miharja, Tio Pakusadewo, Rina Hassim.
Produksi: Citra Sinema, 2010

foto: Amiruddin/Citra Sinema
Halaman facebook film ALNI