22 Desember 2009

Esia Online Huawei C6100 Gebrakan lainnya dari ESIA

Esia memang secara terang benderang telah memposisikan diri sebagai operator pelopor yang paling kreatif. Harus diakui saat ini Esia lah yang paling kreatif dalam menelurkan program-program yang banyak menarik perhatian masyarakat.

Kita masih ingat ketika Esia menggebrak pasar dengan paket bundling dengan hp Huawei seharga 199ribu kan? Saat itu msyarakat sangat antusias dan menyambutnya dengan gegap gempita. Gerai-gerai Esia sukses dengan antrian panjang peminat hp super murah ini. bahkan sempat jika ingin memiliki hp ini kita harus indent untuk beberapa waktu sebelum mendapatkannya.

Esia juga yang mensasar pasar yang sangat spesifik, mungkin operator lain melihat segmen ini sebagai ceruk pasar yang kecil dan tidak menarik, namun sekali lagi Esia membuktikannya dengan kenyataan yang sebaliknya. Lihat saja bagaimana suksesnya Esia Hidayah, Esia Kasih, Esia Fu, Esia Slank, dll.

Yang masih segar dalam ingatan adalah bagaimana belum lama ini Esia mengeluarkan hp Esia Gayaku dengan harga cuma Rp 99ribu. HP murah meriah ini menawarkan akses ke jejaring sosial yang saat ini booming yaitu Facebook. Tawaran menggiurkan ini sempat menjadikan EX Plaza dekat Bundaran HI itu tiba-tiba menjadi lautan manusia.

Beberapa hari yang lalu Esia hadir dengan tawaran produk yang saya rasa sulit untuk ditolak oleh masyarakat kita, yaitu Esia Online. Selain telah mengusung bentuk qwerty keypad yang saat ini tengah digandrungi, produk ini juga menawarkan kemudahan penggunanya untuk senantiasa terhubung ke dunia maya, baik jejaring sosial, chatting, maupun browsing. Istimewanya fitur-fitur ini tidak hanya berupa shortcut yang akan terhubung ke web biasa, tapi fitur-fitur ini dijanjikan merupakan aplikasi resmi bukan sekedar weblink.

Satu lagi fitur yang luar biasa adalah Esia Messenger, ini sama seperti BlackBerry messenger, sebagai PIN adalah nomor Esia masing-masing. Fitur ini memungkinkan penggunanya untuk saling berkirim pesan instan dengan memakai nomor Esia nya. Tak hanya pesan instan, saling berkirim foto pun dapat dilakukan.

Spesifikasi Hape Esia Online Huawei C6100 :
- memakai layar QVGA 2,4 inci
- menggunakan platform Qualcomm
- kamera digital
- slot micro SD
- pemutar musik MP4/MP3/AAC
- dapat digunakan sebagai modem internet

Untuk tarif berselancar dengan hp ini Esia mengeluarkan skema tarif sebagai berikut :
* Esia Messenger F R E E Until June 2010
* Facebook Rp.3000 / week (Free 1 month)
* Gtalk Rp.3000 / week (Free 1 week)
* YM Rp.3000 / week (Free 1 week)
* WLM Rp.3000 / week (Free 1 week)
* Email Rp.5000 / week (Free 1 week)
* Chat N Date Rp.3000 / week (Free 1 week)
* Data Service Rp.275 / minute (Free 400 minutes)

Khusus untuk layanan data yang masih menggunakan sistem time base kayaknya cukup menjadi ganjalan untuk menggunakannya. Karena akan memberatkan penggunanya. Kita lihat antusiasme pasarterhadap produk yang diluncurkan oleh Bakrie sebanyak 100.000 unit ini.

Tulisan lengkap tentang ini bisa diklik di Mybaim.wordpress.com



20 Desember 2009

Sang Pemimpi: Layak Menyandang Gelar Film Besar

Bukan sebagai pembaca novel, dengan predikat ini saya menyaksikan Film yang paling ditunggu tahun ini yaitu Sang Pemimpi. Sequel Film Laskar Pelangi ini memang diharapkan setidaknya mampu mengulang kesuksesan film pertamanya.

Saya masih ingat benar tokoh sentral yang dikisahkan di Laskar Pelangi yaitu Lintang, seorang bocah piatu anak seorang nelayan tradisional yang luar biasa cerdas dan bersemangat dalam menimba ilmu. Lintang lah pemberi inspirasi terbesar di film pertama.

Laskar pelangi bahkan mencetak rekor sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbesar sepanjang sejarah perfilman di Indonesia. Originalitas cerita yang sangat mencerahkan disempurnakan dengan tokoh-tokoh anak Belitong yang tampil natural luar biasa. Inilah daya tarik utama Laskar Pelangi.

Kamis malam lalu (17/12) yang bertepatan dengan 1 Muharram 1431 H, saya bersama teman-teman plurker dan deBlogger Dhodie, Ramadoni, Gege, Astri, Novi, Clara Tince, Ay, dan Cici, kami akhirnya bisa menyaksikan Sang Pemimpi pada hari pertama tayang ini di Pejaten Village.

Sebagai mahluk yang masih suci karena belum ter"frame" oleh cerita dari novelnya, saya menyaksikan film ini dengan amat sangat tanpa beban apa pun. Berbeda dengan misalnya Dhodie dan Cici yang keduanya menonton film ini setelah berkali-kali membaca bukunya.

Sang Pemimpi bercerita pada 3 tokoh utama, yaitu Ikal sang pencerita, Array, dan Jimbron. Ketiganya pas memerankan masing-masing tokoh dengan karakter masing-masinh yang unik. Ikal dengan gaya sebagai anak baik yang penurut, Array anak cerdas yang gigih dan hidupnya dipenuhi visi, serta Jimbron si pemuja kuda yang gagap. Pas benar ketiganya bermain, begitu alami dengan dialek Belitong yang kental.



Jika ada Lintang di Laskar Pelangi, maka kini ada Array pada Sang Pemimpi. Ada satu adegan yang benar-benar saya kaget dan terharu akan kelembutan hati Array dibalik perangainya yang konyol dan lucu, yakni ketika dengan uang hasil tabungannya setahun dia memberikan modal bahan dan peralatan membuat kue ke Ibu tetangganya yang sangat papa. Wah adegan ini benar-benar "dapet banget" menurut saya.

Kehadiran tokoh kepala sekolah yang kaku dan guru inspiratif yang diperankan oleh Nugie sangat pas di mata saya. Keduanya berhasil menghidupkan tokoh-tokoh ini benar-benar alami.

Adegan di kelas mengenai kutipan-kutipan tokoh inspiratif buat saya keren sekali. Ini benar-benar mampu menjadi benang merah keseluruhan cerita, yakni teruslah bermimpi seperti mereka orang-orang besar itu.

Selain inspiratif, Sang Pemimpi penuh dengan adegan yang mengocok perut. Lihat saja adegan ketika Array mengikuti shalat berjamaah dan berteriak amin sedemikian panjangnya, benar-benar kocak.






Secara kualitas gambar film ini sudah enak dilihat dan mampu memperlihatkan sisi eksotis pulau Belitong. namun saya agak terganggu dengan beberapa kali hasil long shoot bergerak yang terkesan patah-patah dan nggak halus.Tata suara juga beberapa kali menghilang dan ada gangguan di san-sini. Entah ini bioskopnya yang bermasalah atau memang sound asli film ini yang masih perlu diperhalus.

Perpindahan gambar pun beberapa kali terlihat kasar. Ini cukup mengganggu kesinambungan adegan bagi penonton.

Soundtrack lagu-lagu yang megah tidak saya dapatkan di sini. Sebelum Sang Pemimpi tayang kita telah dibombardir dengan promo soundtrack film ini antara lain dari Gigi, Ipang, dan Ungu. Namun ketika film ditayangkan saya hanya menangkap lagu milik Ipang saja yang diperdengarkan. Hmmm...

Sebagai bukan pembaca buku, ada cerita di film ini yang menimbulkan tanda tanya. Contohnya mengapa Jimbron tidak ikut ke jakarta bersama kedua sahabatnya. Apakah karena dia tidak sepintar sahabat-sahabatnya? Atau ia ingin bersama pujaan hatinya di belitong?

Kesinambungan tokoh kecil hingga dewasa cukup berhasil dilakukan. Garis muka Array kecil, remaja, hingga dewasa ada kesamaan. Namun agak kurang pas untuk tokoh Ikal. Masa kecil yang kurus dan hitam, remaja berbadan tegap dan agak berkulit lebih terang serta ketika dewasa bahkan berbeda sama sekali.

Beberapa teman agak kecewa dengan acting Ariel di film ini. menurut saya Ariel yang memang hanya tampil di beberapa scene tampil cukup pas. Dia sudah berdialek belitong dengan cukup fasih dan tampil ceria dan konyol ala Array. Penampilannya pun dibuat agak gelap di sini, jadi ya pas-pas aja dih menurut saya :)



Secara keseluruhan film ini sangat inspiratif. Ada sesuatu yang dibawa pulang ketika kita keluar bioskop. Film ini sungguh menyentil, mentertawai diri kita, juga menampar, kadang menendang kesadaran kita bahwa hidup tidaklah pernah datar. Merindukan film-film mencerahkan seperti ini. Setidaknya saya akan menonton lagi dan lagi film ini hingga beberapa kali ke depan :)



15 Desember 2009

MataSinema: Komunitas Pemerhati Sinema Indonesia

Jika kita ketik kata "komunitas" pada google khusus halaman berbahasa Indonesia maka akan muncul 3.720.000 pilihan situs. Jika kita tambahkan kata "sinema" maka jumlah pilihan situs akan menyusut menjadi tinggal 113.000 saja. Namun ini sebenarnya bukanlah juga angka yang sedikit, ternyata komunitas yang berbasiskan pada sinema atau setidaknya berhubungan dengannya di Indonesia sedemikian banyak.

Tiap komunitas memiliki ketertarikan pada fokus tertentu, seperti film indie (independen), film alternatif, kajian film dari sudut pandang psikologi dll. Ada pula komunitas yang berbasiskan wilayah seperti komunitas pecinta sinema Purbalingga, Forum Sinema Semarang dll.

Melengkapi warna pelangi komunitas persinemaan di tanah air, ahad lalu, 13 Desember 2009, telah lahir sebuah komunitas pemerhati sinema Indonesia yang bernama MataSinema. Komunitas ini memiliki fokus mendukung lahirnya film-film Islami dan pembangun jiwa. Tidak hanya itu komunitas yang mendedikasikan diri sebagai Cinema Watch di tanah air ini ini pun memiliki misi untuk melindungi masyarakat dari serbuan film-film yang merusak moral masyarakat, khususnya gerenasi muda.

Suwandy Basyir sebagai ketua komunitas MataSinema menuturkan bahwa organisasi ini adalah adalah metamorfosis dari komunitas yang telah ada sebelumnya yaitu Komunitas Cinta Bertasbih yang merupakan sebuah milis (mailing list) di yahoogroups. Milis dengan anggota berjumlah 1.172 ini tentu saja lahir untuk menyambut diproduksinya Film Ketika Cinta Bertasbih (KCB) oleh Rumah Produksi Sinemart. KCB adalah sebuah film romansa Islami yang diangkat dari novel karya Habibburahman El Sirazy yang berjudul sama. Seiring dengan maraknya jejaring sosial, maka milis KCB pun membentuk group di Facebook dengan jumlah anggota 6562 orang. Jumlah yang tidak sedikit memang.

Seiring berjalannya waktu milis KCB ini kian berkembang. Selain dari jumlah anggota yang kian bertambah, pemekaran wilayah pun terjadi di beberapa tempat. Sebut saja Milis KCB cabang Jabodetabek, cabang Surabaya, cabang Batam, cabang Malang, cabang Samarinda, cabang Medan, cabang Bandung, cabang Riau, dan cabang Palembang.


Dengan beragam latar belakang, keanggotaan milis ini jadi bersifat sangat dinamis dan berwarna. Hanya ada satu benang merah kesamaan diantara semua anggota, yaitu mereka sangat mendukung dan mengapresiasi keberadaan film-film Islami yang membangun moral.

Kesamaan tekad untuk turut membangun peradaban melalui film-film Islami inilah yang akhirnya membuat milis KCB akhirnya berubah nama menjadi MataSinema, sebuah komunitas independen pemerhati sinema Indonesia, khususnya sinema Islami. Perubahan nama ini diperlukan karena era film KCB yang telah selesai.

Soft launching MataSinema dilakukan bersamaan dengan Silaturahim Session V milis Ketika Cinta Bertasbih. Acara yang digelar di rumah makan Paparons Pizza Buncit ini dihadiri oleh lebih dari 80 orang anggota dan tamu undangan.

Acara yang bertajuk "Bangun Sinema Islami, bangkitlah peradaban" ini berlangsung sederhana namun penuh hikmah dalam indahnya ukhuwah. Kehadiran anggota dari luar kota pun menambah hangatnya suasana, seperti dari Bandung, Depok, Tangerang, Bogor, bekasi dan bahkan Ciamis.

Selain itu para pemeran film KCB seperti Oki Setiana Dewi, Heppy Syah, Renny Syahrial, Kang Suby dan istrinya serta beberapa undangan dari Sinemart pun hadir.


Dalam kesempatan ini Pak Dani Sapawie selaku line producer Sinemart yang sangat akrab dengan seluruh anggota milis ini dalam sambutannya sangat gembira menyambut kelahiran MataSinema. Beliau berharap agar MataSinema dapat menjadi "Cinema Watch" nya Indonesia yang mampu mengapresiasi secara profesional film-film Islami yang bermutu dan di lain pihak mampu melindungi masyarakat (ummat) dari bombardir serangan film-film yang merusak moral ummat.

Banyak yang perlu dilakukan untuk membangun cita mulia ini. Membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan serta menjalin komunikasi dengan komunitas pecinta sinema lainnya sangatlah diperlukan.

Untuk pengurus, ini adalah awal perjuangan membangun peradaban yang bermartabat bagi ummat. Sinema Islami yang bermutu dan diterima oleh ummat adalah sebuag keniscayaan. Untuk saat ini mungkin masih pada era film Islami bertema percintaan, ke depan diharapkan tema film Islami jauh lebih berwarna seperti yang belum lama ini beredar film Emak Ingin Naik Haji yang bertema bakti anak kepada ibunya.

Bismillah, sekali lagi selamat buat kelahiran MataSinema. Bangun sinema Islami, bangkitlah peradaban!



"Semoga MataSinema bisa menjadi wadah dan solusi buat pecinta dunia perfilman yang berbudaya. "Mata" berfungsi untuk melihat. Semoga MataSinema menjadi MataHati buat perkembangan sinema-sinema di masa sekarang ini. Harapanku semoga majalah MataSinema bisa terbit dan punya website pribadi".
(Andi Arsyil Rahman Putra, pemeran Furqon dalam Film KCB)

"Saya mendukung penuh dan bersyukur dengan lahirnya komunitas yang mau memperhatikan nasib perfilman Islam. Selalu bersama. Bismillah"
(Cholidi Asadil Alam, pemeran Azzam dalam Film KCB)

“Film-film Islami kini mulai menunjukkan giginya. Tentu hal ini harus direspon positif, tetapi kemudian Film seperti apakah yang “pantas” untuk mendapatkan predikat film Islami? Apakah hanya dengan menggunakan symbol Islam lalu Film itu bisa dinyatakan sebagai film Islami? Terlepas dari itu film Islami haruslah menjadi film yang berkualitas dalam segala aspek. Tentu hal ini menjadi hal yang sangat penting mengingat sebuah Film memiliki kekuatan yang luar biasa mempengaruhi masyarakat. Maka, dengan hadirnya MataSinema diharapkan akan adanya perbaikan dalam perfilman Islam yang kemudian berujung pada perbaikan bangsa ini. Jaya Film Islami! Jaya MataSinema!”
(Oki Setiana Dewi, pemeran Anna Althafunnisa dalam Film KCB)

Mari bergabung bersama kami:
Milis MataSinema
Website Resmi MataSinema