19 September 2009

Dimulai dari Angka Nol lagi ya ... :) Met lebaran semua ...


Sudah 29 hari. Kok ya rasanya baru kemarin kita memasuki bulan Ramadhan. Dan kini kita telah memasuki bulan syawal. Bukan lagi berlari namun waktu sepertinya telah melesat sedemikian cepat merajuk

Teman dan semua saudara ku, mohon kelapangan hati tuk memaafkan segala kesalahan saya pribadi baik disengaja atau pun tidak. Demikian pula seluruh kekhilafan teman dan saudaraku semua telah terhapus dalam catatan saya sembah

Taqabalallah minna wa minkum ... Kullu amin wa antum bi khair
Minal Aidin alfaidzin ... Siyyamana wa siyyamakum ...

Mari mulai lagi lembaran baru ... dimulai dari angka nol lagi ya peluk



18 September 2009

Ketika Cinta Bertasbih 2, Lebih Bagus Euy!

Jika Anda ketik keyword "ketika cinta bertasbih (KCB) 2" maka kita akan disuguhkan deretan link yang berkaitan dengan keyword tersebut. Selain tentu saja official sites yang muncul teratas, banyak pula web/blog yang juga membahas keyword ini di bawahnya.

Rasanya miris hati ini ketika melihat beberapa tulisan yang ternyata berisi ulasan negatif mengenai film ini. Bukan kritik membangun yang diberikan, kecuali kalimat-kalimat ejekan yang tanpa memberi solusi apalagi pencerahan. Seperti film ini jelek, ingin mentertawakan filmnya, dan kalimat-kalimat pendek tanpa ulasan kenapa disebut jelek, kenapa ingin tertawa dll.

Memang secara pribadi saya mengakui bahwa film KCB 1 belumlah merupakan film yang sempurna. Bahkan memang mengandung beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Seperti akting pemain yang belum benar-benar pas dengan karakter yang dituntut, alur yang terkesan datar tanpa klimaks, gambar yang terkesan sangat sederhana, terlalu banyak pengambilan gambar-gambar dekat (ciri khas sinetron), dan kesan terlalu biasa bagi sebuah negeri Mesir yang sebenarnya sangat eksotis dan indah itu.

Kekurangan di atas buat saya masih dalam batas toleransi jika kita mampu melihat nilai istimewa dari film ini. KCB sejatinya adalah mimbar dakwah baru bagi seniman-seniman sinema Indonesia yang peduli akan perbaikan nilai moral (baca : nilai Islam) di negeri yang mayoritas berpenduduk muslim ini. Dan ternyata seniman-seniman film yang memiliki misi dakwah ini masih amat sangat langka di perjagadan film tanah air dan cenderung di dominasi oleh kaum tua. jadi ke manakah darah-darah muda seniman film tanah air? Kita tentu mengetahui bahwa aspek bisnis banyak berbicara di sini. Itulah ujung pangkal masalah di mana idealisme menjadi naif untuk diperjuangkan.

Alhamdulillah dua kali menyaksikan film KCB 2 yang merupakan kelanjutan dari KCB 1 akhirnya mampu membangkitkan kembali semangat saya untuk berbangga pada film-film dakwah. KCB 2 jauh lebih menarik dari KCB1. Ada beberapa keunggulan sequel ini dibanding film perdananya. Yuk kita bahas ...

ALUR

KCB 2 mengantarkan kita menyaksikan satu adegan ke adegan selanjutnya dengan sangat runut dan rapi. Sehingga cerita terasa mengalir dengan luwes dan terasa natural. Berbeda dengan KCB 1 yang terasa datar, di sini aliran cerita dibarengi oleh naik turunnya emosi kita dalam menyaksikannya. Ada greget, haru, kesal, tak ketinggalan juga adegan-adegan kocak yang menyegarkan suasana. Ada kesan-kesan tersendiri pada tiap adegan. Ini yang kemarin sulit diperoleh dari film KCB 1.

KARAKTER

KCB 1 lebih berkutat pada pengenalan karakter pemain. Tanpa hadirnya konflik terlihat tidak ada karakter yang menonjol. Pemain pun nampak masih belum total memerankan karakter yang mereka perankan. Di sequel ini hampir semua pemain memiliki progress yang sangat baik. Ditunjang dengan jalan cerita yang kian tajam tiap karakter mulai menonjol pada tiap adegan. Selain tentu saja tidak dipungkiri kehadiran Niniek L Kariem (Ibunda Azzam) dan Deddy Mizwar (Kiai Lutfi) benar-benar membuat film ini terasa benar-benar hidup dan natural.

FINALISASI CERITA

KCB 2 mengandung semua jawaban atas jalinan cerita yang dibangun sejak KCB 1. Sudah pasti puncak emosi dan jalan cerita hadir di sini. Alhamdulillah cerita terangkai dengan baik. Semua jawaban hadir pada momen yang pas dan menggembirakan. Rasa penasaran akan sosok yang menjadi jodoh Azzam terjawab dengan sangat manis di sini. Mengingatkan kita akan kemahakuasaan Allah dalam hal jodoh.

BERTABUR HIKMAH

Ada dua pelajaran besar yang bisa kita petik setelah menonton film ini.Pertama, film ini mampu menumbuhkan semangat dan jiwa wira usaha sebagai sebuah solusi ekonomi bagi masyarakat kita. Kedua, bagaimana pun manusia beikhtiar, ternyara jodoh adalah sebuah rahasia besar milik Allah. Keyakinan akan jodoh yang baik ini juga digambarkan dalam proses perjodohan yang islami.

SOUNDTRACK

Musikalisasi film KCB 2 ini digarap dengan sangat halus dan pas di tiap adegan. Lagi-lagi Melly mampu memberikan ruh suasana tertentu dengan soundtracknya yang sangat indah. OST KCB 2 yakni Haramkah tampil dengan sangat elegan pada scene yang terasa pas bergantian dengan OST KCB 1 yang juga kembali ditampilkan di sini.



Kekurangan masih cukup dirasakan dalam hal tampilan gambar yang masih banyak diambil dalam jarak dekat (close up). Namun ada beberapa pengambilan gambar yang mampu menggambarkan keindahan jawa. Sangat menyenangkan untuk dinikmati.

Selain itu masih ada pemain kurang optimal dalam menggali emosi dalam beberapa adegan. Namun ini tidak terlalu mengganggu.

Overall, KCB 2 ini sangat layak tonton. jauh lebih segar dan jauh lebih bisa dinikmati sebagai sebuah tontonan yang menghibur namun juga tetap dapat menjadi tuntunan. Banyak oleh-oleh pesan dakwah yang bisa dibawa pulang tanpa kita harus mengerutkan dahi dalam menerimanya.

08 September 2009

deBlogger berbagi di Bulan Suci

deBlogger Berbagi di Bulan Suci from ramadoni on Vimeo.



Sabtu 5 September 2009 deBlogger sebagai sebuah komunitas para blogger di kota Depok menunaikan salah satu perannya di dunia nyata, yakni melakukan kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat. Panti Werdha atau yang biasa dikenal sebagai panti jompo (walaupun saya pribadi keberatan dengan sebutan itu), merupakan obyek yang sebenarnya jarang menjadi pilihan untuk dikunjungi. Namun justru karena itulah DeBlogger menjadikan ini sebagai obyek yang sangat patut dikunjungi untuk sekedar berbagi kebahagiaan dengan seluruh penghuni di sana.

Panti Werdha Yayasan Usaha Mulia Mandiri Pondok Petir Sawangan Depok adalah obyek yang kami kunjungi. Ya kami, karena saya merupakan salah satu anggota komunitas deBlogger ini. Sekitar 20 an anggota deBlogger yang turut dalam aksi sosial kami ini. Kami berkonvoi dengan kendaraan roda dua dari Kedaiqu, rumah makan milik salah seorang anggota deBlogger yang kebetulan menjadi ketua pada kegiatan ini, yaitu Mirma.

Tiba di lokasi suasana terasa amat kaku. Sebanyak 10 orang opa dan 8 orang oma tengah duduk manis menunggu kami. Setelah seremonial acara pembukaan oleh ketua deBlogger, Dhodie, acara dilanjutkan dengan sesi perkenalan baik dari kami maupun dari pihak oma dan opa dibantu oleh Ibu pengasuh di sana. Sejauh ini acara masih belum cair, suasana kaku dan tegang masih amat sangat terasa.


Hingga tiba pada sesi hiburan, perlahan tapi pasti kebekuan itu mencair sudah. Bahkan para oma dan opa sudah tak malu lagi bernyanyi bahkan menari bersama kami dengan iringan gitar. Memang inilah mungkin makna dari musik merupakan bahasa yang universal.

Tiap kita masing-masing menghampiri dan berbagi cerita singkat dengan para opa dan oma di sana sambil turut sesekali bernyanyi bersama. Saya sendiri kebetulan berkesempatan ngobrol bersama Oma Maria Magdalena asal Manado. Oma cantik 70an tahun yang masih gesit ini begitu tegar bercerita tentang banyak hal, termasuk menyentil sedikit hal yang yang paling saya hindari untuk dibicarakan, yaitu keluarga. Bahkan saya dan beliau sempat menari bersama :).

Saya melihat rekan deBlogger lainnya pun demikian, seperti Aldo dengan Oma Amoy, Nagacentil dengan Opa Leonardus, Tikapinkhana, Mataharisenja, Gege, Luvie, Nira, Abe, Ocha, Anita, Shandy, Yudhie, dan Agus. Sementara Doni asyik mengabadikan semua momen ini dengan kamera video berukuran jumbo miliknya. Pemandangan agak beda cuma pada Lukman yang bolak-balik menuntun salah satu oma yang suka berjalan-jalan sendiri keluar arena acara, tentu saja sambil bermain-main sama kucing yang ada di sana hehehe.

Tidak terasa waktu hampir 3 jam kami lalui di sana. Kami pun harus pamit. Keharuan menyeruak di sini. Kami mencoba membayangkan bahwa kami yang berada di posisi para opa dan oma itu. Betapa kebahagiaan sesaat tadi pasti teramat mereka rindukan.

Pemberian bingkisan ke setiap opa dan oma serta sedikit bahan pokok yang kami kumpulkan menjadi acara penutup kegiatan kali ini.

Banyak hikmah yang bisa diambil dari perjalanan sederhana ini. Setidaknya semoga kita senantiasa dapat menyayangi dan menghormati orang tua kita selagi diberi kesempatan oleh-Nya ...