15 Oktober 2008

Shalat Seperti Nabi : SUTRAH

Sering kali kita lihat sebagian muslim ketika shalat tidak menggunakan sutrah, atau bahkan mungkin tidak tahu apa itu sutrah. Tulisan ini mengulas sidikit mengenai hukum sutrah dalam shalat.

APA ITU SUTRAH
merupakan 'batas' tempat shalat (di depan) kita. Jadi shalat di tengah ruangan yang kosong tidak dibenarkan jika tanpa batas apa pun di depan kita, tepatnya di atas tempat sujud.

MENGAPA HARUS ADA SUTRAH?
Dari Abu Said Al-Khudri radliallahu `anhu

Jika shalat salah seorang diantara kalian, hendaklah shalat menghadap sutrah dan hendaklah mendekat padanya dan jangan biarkan seorangpun lewat antara dia dengan sutrah. Jika ada seseorang lewat (didepannya) maka perangilah karena dia adalah syaitan.
(HR. Ibnu Abi yaibah, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi, sanadnya hasan)

HUKUMNYA WAJIB!
Mengomentari hadits Abu Said di atas As-Syaukani berkata: Padanya (menunjukkan) bahwa memasang sutrah itu adalah wajib. Beliau juga berkata: Dan kebanyakan hadits- hadits (dalam masalah ini) mengandung perintah dengannya dan dhahir perintah menunjukkan wajib.



BENDA-BENDA YANG BISA DIJADIKAN SUTRAH

Dan kadangkala beliau menjadikan kendaraannya sebagai tabir, lalu sholat dengan menghadap kendaraannya itu. (H.R Bukhari dan Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu meletakkan semacam ujung pelana di hadapannya,maka hendaklah ia shalat dengan tidak menghiraukan orang yang berlalu di belakangnya(ujung pelana itu) (H.R Mulim dan Abu Daud)

Diriwayatkan bahwa :Sesekali beliau shalat dengan menghadap ke sebuah pohon.(H.R NasaI dan Ahmad dengan sanad yang shahih).

Kadangkala beliau shalat dengan menghadap ke tempat tidur, sedangkan Aisyah r.a berbaring di atasnya -dibawah beludrunya- (Al Bukhari,Muslim,dan Abu Yala(3/1107 -Mushawwaratu l-Maktab)

Rasulullah SAW tidak pernah membiarkan sesuatu berlalu diantara dirinya dengan tabir. Dan pernah : Beliau shalat, tiba-tiba datanglah seekor kambing berlari di hadapannya, lalu beliau berlomba dengannya hingga beliau menempelkan perutnya ke tabir -dan berlalulah kambing itu di belakang beliau- (Ibnu Khuzaimah di dalam ash-Shahih (1/95/1),Ath-Thabrani(3/104/3), Al-Hakim dan dishahihkan olehnya, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.

Jadi, shalatlah dengan batas sutrah yang jelas. Ada beberapa saran yang bisa kita lakukan untuk menjaga sutrah shalat kita sehari-hari :

1. Shalatlah di shaf paling depan (langsung menghadap tembok, sebagai sutrah)
2. Shalat di belakang tiang masjid
3. Shalat di belakang orang yang sedang shalat
4. Gunakan benda2 setinggi pelana kuda (sekitar 40 cm, mohon dikoreksi jika keliru) sebagai sutrah pada kondisi2 darurat
5. Dalam shalat berjamaah, imam merupakan sutrah bagi makmum di belakangnya.

Tulisan yang membahas sutrah :
aizatzainudin103.blogspot.com
mohdzulhelmi.com

Semoga bermanfaat.

Wallahu'alam bish shawab.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah, baru ngeti nic pentingya sutrah! jadi selama ini shalatku masih jauh dari benar, terutama kalau shalat sunah di masjid biasanya aq berusaha di tempat yang paling belakang atau ditengah2.

ImanSulaimanBlog mengatakan...

Alhamdulillah jika bermanfaat :)

iqbal taftazani mengatakan...

Nice post akhi...

Iman mengatakan...

Syukron akhina @Iqbal. Afwan nih baru lihat comment antum :)