Film Tiga Hati, Dua Dunia, Satu Cinta diadaptasi dari dua novel karya Ben Sohib yang telah menjadi bestseller berjudul Da Peci Code dan Rosid dan Delia. Kedua buku ini juga diterbitkan ulang oleh Penerbit Bentang (salah satu penerbit dalam Mizan Group) dengan judul Hikayat the Da Peci Code dan Balada Rosid dan Delia. Dan saya belum baca novelnya hehehe.
Tiba di lokasi sekitar pukul 20.30 saya langsung menghubungi Ibu Ollin dari pihak MIZAN production, dari beliulah saya mewakili MataSinema berkesempatan ikutan hadir di acara ini. Saya pun menghubungi Ibu Ollin via hp dan akhirnya bertemu dengan beliau. Wah ternyata Ibu Ollin ini masih muda, jadi panggilan untuknya kini berubah menjadi Mba Ollin hehehe .
Setelah mendapatkan tiket dari Mba Ollin saya bergegas menukarkannya dengan goodie bag di meja registrasi. Wah keren lho ternyata isi goodie bagnya, ada 2 buah CD, yang pertama CD OST Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta dan CD 2 memuat press kit yang berisi foto-foto dan berita mengenai film ini. Selain itu ada kaos keren dan sebuah poster film ini.
Beranjak dari meja registrasi saya bertemu dengan Mas Andrea Hirata, wah senangnya (yahoo) . Di kesempatan langka ini saya usil bertanya tentang tokoh Arai di film selanjutnya akan diperankan oleh siapa? Seperti kita ketahui pemeran tokoh ini tengah tersandung sebuah kasus asusila. Mas Andrea malah menyatakan bahwa saya aja yang menggantikan dan menjadi pemain tokoh Arai *uhuk-uhuk*.
Di sebelah saya ketika berbincang dengan Mas Andrea tampak para jurnalis media elektronik tengah mewawancarai beberapa pemain di film ini. Saat itu yang saya lihat adalah Laura Basuki (pemeran Adelia) dan Arumi Bachsin (pemeran Nabila). Keduanya memang terlihat sangat menawan di malam itu, apalagi Arumi yang nampak anggun dalam balutan jilbab.
Saya baru ingat kamera digital yang sudah saya persiapkan sejak sore ternyata tertinggal di rumah *tepok jidat*. Niat hati untuk mengabadikan momen-momen berharga di malam ini kandas sudah.
Ternyata banyak juga yang diundang malam ini. Studio 1 dan studio 3 di Planet Hollywood diperuntukkan khusus untuk acara GP ini. Terlihat sosok-sosok terkenal mulai berdatangan satu per satu, semisal Bung Adyaksa Dault mantan Menpora, Mohammad Assegaff sang pengacara kondang yang ternyata turut jadi pemain di film ini, dan ada juga Bang Deddy Mizwar. Wah kesempatan yang langka bisa kertemu dengan beliau. Saya salah satu fans berat beliau lho :)
Yang agak unik pemandangan di malam itu kok banyak sekali yang berpenampilan keturunan timur tengah di sini, hmmm kok tumben ya di acara GP seperti ini? *bertanya-tanya*
Singkat cerita akhirnya pintu theatre pun dibuka. Semua undangan masuk dengan tertib. Sebagaimana acara GP lainnya pada tiket masuk tidak dicantumkan nomor kursi, jadi siapa yang lebih cepat akan mendapatkan posisi yang lebih enak . Saya pun menemukan tempat yang nyaman, yaitu 3 baris dari belakang.
Lima menit sebelum film diputar pihak MIZAN production memberikan sambutan singkat tentang film ini. Seluruh pemain dan kru yang terlibat di sini juga diperkenalkan satu per satu. Pak Putu mengingatkan seluruh yang hadir agar sepulang menonton film ini jangan lupa meng up date status di FB, twitter dan jejaring sosial lainnya. Beliau juga menambahkan bahwa untuk sementara lupakan dulu tentang piala dunia (haha) .
Dan film pun mulailah diputar...
MataSinema telah membuat review film ini, coba deh klik Film Tiga Hati Dua Dunia Satu Cinta : Jembatan Cinta 3 Hati.
GAMBAR & TATA SUARA
Untuk tampilan gambar film ini, saya sebagai penikmat awam dapat menikmati rangkaian gambar dalam film ini dengan baik. Bahasa visual dan berbagai simbol pun dapat tersampaikan dengan lugas. Contoh visualisasi perbedaan antara Delia dan Rosid cukup manis tergambar ketika mereka sama2 hendak makan, atau kalung yang selalu dikenakan Delia jelas menunjukkan keyakinannya, atau deretan buku dan poster Rendra yang berserakan bertebaran di kamar Rosid yang dalam film ini dikisahkan sebagai penggemar berat karya-karya Rendra, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Memang tak seindah gambar dalam Denias atau pun King, tapi sudah cukup nyaman dinikmati :).
Suara jernih bisa dinikmati dengan jelas, walaupun ada beberapa kali saya temui suara dubbing sedikit meleset dari gambar yang ditampilkan namun itu tidaklah mengganggu jalan cerita. Urusan soundtrack saya acungi jempol untuk film ini, musik dan lagu yang muncul sangat pas dengan adegan yang ada. Musik ketika Delia tengah gundah berdoa di altar sangat menyentuh atau ketika Delia dan Rosid menari Zapin (tarian khas masyarakat Melayu keturunan timur tengah) di adegan penutup.
KARAKTER PEMAIN
Seperti layaknya Emak Ingin Naik Haji (EINH), karakter Rosid yang dimainkan oleh Reza Rahadian sangat kental dan mendominasi jalannya cerita. Reza tampil baik dalam film ini, tapi menurut saya pribadi sepertinya akting Reza di EINH jauh lebih total dan terasa mantap dibandingkan di sini. Mungkin memang Rosid sendiri ingin ditampilkan sebagai tokoh yang cuek, apa adanya, dan suka ceplas-ceplos sehingga terasa ringan-ringan saja *hmmm* . Tokoh Delia yang juga mendapat porsi besar dalam film ini terasa lebih bisa mengeksplore kemampuan akting pemain dan Laura Basuki cukup mampu memainkannya ini dengan cukup natural. Nabila sebagai orang ketiga dalam segitiga cinta ini amat terasa mendapatkan porsi yang secukupnya, namun Arumi Bachsin sudah dapat memerankannya dengan sangat elegan, sosok muslimah penurut dan sangat tertutup.
Porsi kedua terbesar setelah Rosid dalam mendominasi jalannya cerita di sini adalah sosok Ayah Rosid, Pak Mansyur (Rasyid Karim). Beliau mampu menghadirkan sosok seorang ayah yang sangat meledak-ledak namun lugu dan lembut hatinya. Sekalipun mudah meledak sosok ini ternyata amatlah sayang dan cinta kepada si anak. Rasyid Karim telah sukses menghidupkan sosok ini. Begitu juga dengan Henidar Amroe yang sukses menampilkan diri sebagai sosok seorang ibu yang sangat lembut dan bijak.
CERITA
Saya nggak akan membuat spoiler di sini kok, tenang aja bagi yang belum nonton hehehe.
Kisah cinta seorang pemuda muslim (Rosid) dengan seorang gadis Manado Katolik (Delia). Sebuah cerita bertema berat dan sensitif ini secara elegan tampil di film ini. Tidak ada pendeskreditan terhadap salah satu agama, semua tampil dengan anggun, menghibur, namun memberikan pelajaran yang dapat dibawa pulang bagi yang menyaksikannya.
Nabila sosok muslimah yang begitu taat kepada orangtua serta menjaga pergaulannya ternyata diam-diam memendam rasa terhadap tokoh Rosid, dan kebetulan ini didukung penuh oleh keluarga kedua belah pihak.
Segitiga cinta ini berakhir dengan indah, ketika cinta akhirnya mampu meluluhkan kekerasan hati orang tua Rosid dan Delia. Bagi pihak orang tua akhirnya lebih memilih untuk mengutamakan kebahagiaan sang anak, menembus benteng keyakinan. Lebih banyak pihak yang akhirnya bisa tersenyum bahagia di sini. Dan yang terpenting tidak ada ajaran agama apa pun yang dinodai di sini berkaitan dengan ending cerita.
BEBERAPA CATATAN
Memang tidak ada yang sempurna *tsaaahhh* demikian pula dengan film ini saya perlu membuat beberapa catatan
- Tokoh Rosid tampil dengan kurang utuh dan agak kontradiktif, di satu sisi dia sangat cerdas membedakan antara budaya dan ajaran agama yang menunjukkan bahwa Rosid adalah seorang anak muda yang cukup baik memahami agama. Namun di lain pihak dia seperti tidak mengetahui ajaran agama tentang pernikahan beda keyakinan. Ada kesan Rosid adalah tokoh yang hanya mengambil nilai2 agama hanya pada urusan yang dia sukai saja. Jika memang seperti ini sulit tokoh seperti ini dapat dijadikan panutan.
- Adegan penyerbuan sebuah LSM yang sangat identik dengan ormas Islam tertentu menurut saya sangat mengganggu atmosfer cerita. Bisa jadi ormas Islam yang merasa tersindir akan tidak suka, karena di film ini digambarkan bahwa gerakan mereka tanpa dasar (emosional) dan hanya karena faktor uang semata (bayaran).
- Penggambaran bahwa masyarakat Indonesia yang amat sangat percaya tahayul dan kurafat digambarkan dengan baik di sini. Bahkan seorang yang di mata masyarakat cukup baik agamanya pun masih terjebak akan hal ini.
- Penggambaran dari sudut pandang keluarga keturunan timur tengah mendominasi cerita ini. Karenanya tak aneh di sini banyak pemain berasal dari keturunan timur tengah :-D
Overall, salut untuk Mizan dengan sutradara Benni Setiawanyang dengan berani mengusung tema sensitif menjadi cerita yang penuh makna. Film ini membawa angin segar bagi perfilman di Indonesia. Teruslah maju film Indonesia!!!
33 komentar:
hmmm sepertinya saya gak usah nonton ke bioskop, reviewnya udah komplik (goodluck)
Renggana, kan saya nggak kasih ending ceritanya. Pastinya penasaran dong hehehe
nice review bro. jadi pengen coba nonton.
eh link ke blog baru saya (indobrad) ditampilin dong di blogrollnya *bersemu merah*
tau gak judul Ost. yang lainnya selain judul 3 hati 2 dunia 1 cinta... bagi donk...
Mantafh! film-nya memang keren!
tapi saya kecewa banget ama ente bro, ko ga maksa Andrea buat ngomong siapa pengganti Arai?? waah.. harusnya ditodong pake pistol biar ngomong! wahaha...
eh, btw, goodie bag nya boleh tuh.. :p
coba gue dateng, pasti kita bersua. padahal dapat invitation juga, soalnya hujan, hahahahaha
Om Brad, udah dimasukkin kok ke blogroll saya hehehe.
Film ini bagus om, nonton dah :D
Saya ada bro OST film ini, ada 5 lagu:
The Vulluz (Bahagia)
Ghaury (3 Hati)
Ashilla (Tentang Kita)
Ashilla dan Rifky (Anugerah Perbedaan)
Niken (Zapin Melayu)
Kalau mau kasih aja alamat email kamu :)
Wah bro @Fai ternyata dapat undangan juga? artinya ente wartawankah? hehehe
Coba dateng bro, kan ane bisa minta traktir ente makanan dan minuman buat nonton wkwkwwk
@Firman, iya Andrea nggak bisa dikorek tuh padahal udah gunakan berbagai jurus hehehe.
Ane udah mampir nih di blog ente :)
kemaren saya baru nonton film ini...
hmmm, ending ceritanya ga ketebak. seperti rahasia kehidupan yah, jangan suka menerka" apa yang akan terjadi nanti.
kalo sy meliat, si Rosid ini tidak hanya karena mempelajari yg dia suka saja sampai agak mengacuhkan adanya larangan nikah beda agama. tapi juga karena sudah terlanjur mencintai si Delia. Terjerat dalam kebimbangan antara perasaan itu dan logika bahwa ia dan Delia berbeda agama.
Syukurnya, di akhir cerita mereka akhirnya bisa mengalah pada keadaan, bahwa bukan melulu cinta yg menjadi alasan untuk menikah. Mereka sadar dengan kondisi di sekitar mereka. Itu yg sy suka dari ending film ini.
Sebenarnya poinnya sama dengan film KCB, bahwa Jodoh tak akan kemana. Cuman untuk film ini dikemas dalam satu tema yg sensitif, perbedaan agama. Tapi betul, bahwa tidak ada justifikasi pada satu agama tertentu. Semuanya berimbang. Lagi2 sy menemui hal yg sy suka di film ini..
Kekurangan2 di film ini, sudah cukuplah dijabarkan diatas, khususnya yg ormas itu >,< Jangan2 masyarakat banyak sudah berpikiran demikian pula, bahwa setiap yg demo itu karena bayaran. padahal sy kan enggak *eh* (okok)
@Hu-jantan-papetir, makasih ya udah mau mampir di mari :)
Ada yang bilang endingnya berbeda dengan novel, saya sih gatau soalnya belum baca juga hehehe.
Endingnya menyenangkan semua pihak dan pastinya aman. Nice movie memang :)
@iLLa, memang disayangkan tokoh Rosid ini terlalu larut dalam perasaan dengan Delia, walaupun akhirnya mengalah untuk kebahagiaan lebih banyak orang.
Eh memangnya iLLa suka demo juga ya? Sama dong *eh* hehehe
tulisan di epilognya apa ya ?
Gak sempat baca, pada cabut aja klo studio dah nyalain lampu, mondar mandir mau balik.
Tulisan di epilog? maksudnya di akhir cerita ya?
Maaf ini spoiler ya, bahwa Rosid akhirnya menemukan gadis yang akhirnya dinikahinya. Begitu pun Delia, dia menikah dengan seorang aktifis sosial. Nabila juga menikah dengan seorang pengusaha. Jadi mereka akhirnya menemukan pasangan hidup masing-masing :)
belum liat sech ,,, nice info
Nonton atuh, bagus kok filmnya. Memberikan hiburan plus pencerahan :D
komen lagi ah ttg 3 hati, pnasaran sm komen ku sbelumny liat di http://matasinema.org/2010/06/jembatan-cinta-tiga-hati/#comments
:)
ttg kekuranganny (coz kelebihanny udh dibahas smua hhe), film ini spertiny perlu lebih mempehatikan sisi syariah seperti yg dilakukan KCB dgn adanya penasihat syariah trsendiri. dikarenakan film sering kali menampilkan ikhtilat (berdua-duaan) antara rosid-delia.
mgkn itu saja sih yg tmpk jelas perlu diperbaiki dr sisi syariah :D
@mas iman: bgmn klo kt bwt diskusi ttg bahasan syariah dalam sebuah produksi film? nice idea isn't it ;)
@Imansulaiman: mohon kirim link download lima lgu di film ini. ya... thanks sebelumnya ...
Om Pengen dong OST-nya, send ke mari ya: fasya72@gmail.com
Terima kasih..
bro, slm kenal..ane seneng bgt dgn film ini..
blh donk kasih OST 3 hati 2 dunia 1 cintanya
ni alamat email ane..(ariezona08@gmail.com)
Makasih sblmnya
lagi nyari Ost. na... 5 lagu nya tuh boleh juga... share dunk maz.. kalau berkenan dikirim aja ke sutriwilnes@gmail.com
share ost nya dunk maz ke email sy.. makasih..
eh aku pengen lagu ost nya dong, bagi-bagi ya bro, ini email ku shiro_kucing@ymail.com
nyari di google g ketemu2 :(
Minta donk reygleardo@rocketmail.com
Mas minta lagu nya yang anugrah perbedaan.nyari nggak ketemu2 rianlatug_mad@rocketmail.com
Makasih
Saya boleh minta link download lagunya g.
1. Niken (Zapin Melayu)
2. Ashilla dan Rifky (Anugerah Perbedaan)
Berikut email Saya :
teguhribowo@gmail.com
Saya tunggu y gan. Thanks
maaf.. boleh minta ost nya?
tolong dikirim ke sastikawati@gmail.com
makasih sebelumnya :)
gan, please minta dong file mp3-nya, ane mau banget, ini email ane : fadli_abdi@yahoo.com
saya juga mau om soundtracknya yg komplit.udah nyari2 tp cuma 1 yg dapat..tolong om. ini email saya tiyaramryadiputra@gmail.com trimaksih banyak
Saya jg mau dong ost nya. Tolong kirim ke esratriana@gmail.com ya. Terima kasih mas sebelumnya
Saya jg mau dong ost nya. Tolong kirim ke esratriana@gmail.com ya. Terima kasih mas sebelumnya
Posting Komentar