20 Desember 2009

Sang Pemimpi: Layak Menyandang Gelar Film Besar

Bukan sebagai pembaca novel, dengan predikat ini saya menyaksikan Film yang paling ditunggu tahun ini yaitu Sang Pemimpi. Sequel Film Laskar Pelangi ini memang diharapkan setidaknya mampu mengulang kesuksesan film pertamanya.

Saya masih ingat benar tokoh sentral yang dikisahkan di Laskar Pelangi yaitu Lintang, seorang bocah piatu anak seorang nelayan tradisional yang luar biasa cerdas dan bersemangat dalam menimba ilmu. Lintang lah pemberi inspirasi terbesar di film pertama.

Laskar pelangi bahkan mencetak rekor sebagai film Indonesia dengan jumlah penonton terbesar sepanjang sejarah perfilman di Indonesia. Originalitas cerita yang sangat mencerahkan disempurnakan dengan tokoh-tokoh anak Belitong yang tampil natural luar biasa. Inilah daya tarik utama Laskar Pelangi.

Kamis malam lalu (17/12) yang bertepatan dengan 1 Muharram 1431 H, saya bersama teman-teman plurker dan deBlogger Dhodie, Ramadoni, Gege, Astri, Novi, Clara Tince, Ay, dan Cici, kami akhirnya bisa menyaksikan Sang Pemimpi pada hari pertama tayang ini di Pejaten Village.

Sebagai mahluk yang masih suci karena belum ter"frame" oleh cerita dari novelnya, saya menyaksikan film ini dengan amat sangat tanpa beban apa pun. Berbeda dengan misalnya Dhodie dan Cici yang keduanya menonton film ini setelah berkali-kali membaca bukunya.

Sang Pemimpi bercerita pada 3 tokoh utama, yaitu Ikal sang pencerita, Array, dan Jimbron. Ketiganya pas memerankan masing-masing tokoh dengan karakter masing-masinh yang unik. Ikal dengan gaya sebagai anak baik yang penurut, Array anak cerdas yang gigih dan hidupnya dipenuhi visi, serta Jimbron si pemuja kuda yang gagap. Pas benar ketiganya bermain, begitu alami dengan dialek Belitong yang kental.



Jika ada Lintang di Laskar Pelangi, maka kini ada Array pada Sang Pemimpi. Ada satu adegan yang benar-benar saya kaget dan terharu akan kelembutan hati Array dibalik perangainya yang konyol dan lucu, yakni ketika dengan uang hasil tabungannya setahun dia memberikan modal bahan dan peralatan membuat kue ke Ibu tetangganya yang sangat papa. Wah adegan ini benar-benar "dapet banget" menurut saya.

Kehadiran tokoh kepala sekolah yang kaku dan guru inspiratif yang diperankan oleh Nugie sangat pas di mata saya. Keduanya berhasil menghidupkan tokoh-tokoh ini benar-benar alami.

Adegan di kelas mengenai kutipan-kutipan tokoh inspiratif buat saya keren sekali. Ini benar-benar mampu menjadi benang merah keseluruhan cerita, yakni teruslah bermimpi seperti mereka orang-orang besar itu.

Selain inspiratif, Sang Pemimpi penuh dengan adegan yang mengocok perut. Lihat saja adegan ketika Array mengikuti shalat berjamaah dan berteriak amin sedemikian panjangnya, benar-benar kocak.






Secara kualitas gambar film ini sudah enak dilihat dan mampu memperlihatkan sisi eksotis pulau Belitong. namun saya agak terganggu dengan beberapa kali hasil long shoot bergerak yang terkesan patah-patah dan nggak halus.Tata suara juga beberapa kali menghilang dan ada gangguan di san-sini. Entah ini bioskopnya yang bermasalah atau memang sound asli film ini yang masih perlu diperhalus.

Perpindahan gambar pun beberapa kali terlihat kasar. Ini cukup mengganggu kesinambungan adegan bagi penonton.

Soundtrack lagu-lagu yang megah tidak saya dapatkan di sini. Sebelum Sang Pemimpi tayang kita telah dibombardir dengan promo soundtrack film ini antara lain dari Gigi, Ipang, dan Ungu. Namun ketika film ditayangkan saya hanya menangkap lagu milik Ipang saja yang diperdengarkan. Hmmm...

Sebagai bukan pembaca buku, ada cerita di film ini yang menimbulkan tanda tanya. Contohnya mengapa Jimbron tidak ikut ke jakarta bersama kedua sahabatnya. Apakah karena dia tidak sepintar sahabat-sahabatnya? Atau ia ingin bersama pujaan hatinya di belitong?

Kesinambungan tokoh kecil hingga dewasa cukup berhasil dilakukan. Garis muka Array kecil, remaja, hingga dewasa ada kesamaan. Namun agak kurang pas untuk tokoh Ikal. Masa kecil yang kurus dan hitam, remaja berbadan tegap dan agak berkulit lebih terang serta ketika dewasa bahkan berbeda sama sekali.

Beberapa teman agak kecewa dengan acting Ariel di film ini. menurut saya Ariel yang memang hanya tampil di beberapa scene tampil cukup pas. Dia sudah berdialek belitong dengan cukup fasih dan tampil ceria dan konyol ala Array. Penampilannya pun dibuat agak gelap di sini, jadi ya pas-pas aja dih menurut saya :)



Secara keseluruhan film ini sangat inspiratif. Ada sesuatu yang dibawa pulang ketika kita keluar bioskop. Film ini sungguh menyentil, mentertawai diri kita, juga menampar, kadang menendang kesadaran kita bahwa hidup tidaklah pernah datar. Merindukan film-film mencerahkan seperti ini. Setidaknya saya akan menonton lagi dan lagi film ini hingga beberapa kali ke depan :)



12 komentar:

Bunda Nurul mengatakan...

Assalamu'alaikum Wr Wb
Saya tak tahu tahu tehnik film dan sebagainya, biasanya bila saya nonton itu yg bisa saya ambil hanyalah apa "misi dari film" tersebut. Saya menganggap bahwa film ini cukup bagus untuk ditonton, karena memiliki misi "tuk menggapai impian itu perlu perjuangan"

Iman mengatakan...

Ya Bunda, spirit itu juga saya rasakan ketika selesai menonton film ini. Sungguh film yang memberikan inspirasi :)

dhodie mengatakan...

Selamaatttttt.... untuk menonton tanpa membaca bukunya.

As the whole package, I take a hat off to Riri cs. Semoga semakin banyak insan film Indonesia yang mau mengambil spirit kebesaran bangsa Indonesia.

*agak lebay gak ya man komennya*

Iman mengatakan...

@Dhodie, hidup penonton bebas alias ga baca bukunya hehehe.

Insya Allah jika kisahnya memang demikian bagus ane tertarik untuk membaca buku SP ini.

Moga film Indonesia kian bermutu dan mampu mencerahkan bagi bangsa yang masih terpuruk ini. Sebagaimana musik kita yang telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

*Komeng ane ga kalah lebay kan? hihihi*

indahonly mengatakan...

inspiring film hahaha, rerata para blogger lagi ngereview film Sang Pemimpi ini atau film Avatar.. Salam kenal!

Iman mengatakan...

@Indah, ya semua blogger lagi terpesona oleh Sang Pemimpi. Sebuah film yang membawa semangat dan sangat layak tonton.

Bangga film Indonesia (goodluck)

cici silent mengatakan...

dah kenyang u/ ngomentarin nih film, (worship) aja dah.

Iman mengatakan...

@Cici hehehe, iyah terlalu semangat sih komentarnya :)

Istirahat dulu sesaat, kemudian ... nonton filmnya lagi (yahoo)

suryowidiyanto mengatakan...

wah jadi pengen nonton neh...

Iman mengatakan...

@Bro Kenyo, buruan atuh nontonnya. Ini flm yang sangat direkomendasikan untuk ditonton. Insya Allah ga agan nyesel deh :)

www.shalatsempurna.com mengatakan...

Selamat berbangkit perfilman Indonesia! Jangan mundur lagi...

Iman mengatakan...

@Pak AT, Amien ... semoga film nasional bermutu menjadi tuan rumah di negeri kita :)