Bingung ya baca judulnya? memang ini cerita aneh tapi nyata, oleh-oleh saya pulang kampung di Tasikmalaya.
Cerita ini sederhana sekali, tapi benar-benar mendalam buat saya pribadi. Inilah mungkin posting terpendek yang pernah saya buat :)
Dzuhur di Darma Caang Ciamis, wilayah pegunungan yang dingin. Setelah bersusah payah mencari tempat wudhu (turun ke balong2 air dengan penuh perjuangan pp 30 menit hehehe) akhirnya saya dan paman hendak berjamaah di mushalla dekat situ.
Mushalla ini aneh, pertama : kok ya nggak ada tempat wudhu nya. Kedua ... nah ini yang mau saya ceritakan.
Ada seorang anak berpakaian seragam pramuka, setau saya dia yang tadi adzan, usia kira2 SMP.
"Jang, hayu atuh berjamaah. Ujang udah shalat?" Sok akrab saya menyapa dia.
"Nunggu pak kiai dulu kang" jawabnya
"Lho, memang pak kiai datangnya masih lama?" sambil saya menoleh jam tangan saya menunjukkan pukul 12.20. pastinya dzuhur udah telat kan.
"Pak kiai nanti jam setengah dua biasanya datang" jawabnya polos
Agak shock juga dengarnya. Walhasil walaupun diingatkan bahwa rasul senantiasa shalat tepat waktu, dan kita hendaknya lebih meneladani rasul ketimbang siapa pun, si Ujang tetap keukeuh nunggu pak kiai.
Hmmm ... mungkin yang begini nggak cuma di sana. Mungkin masih banyak pak kiai pak kiai lain yang bertabiat seperti ini... Kita yang (sebenarnya) memberi pencerahan kepada mereka ... wallahu'alam bish shawab.
Cerita ini sederhana sekali, tapi benar-benar mendalam buat saya pribadi. Inilah mungkin posting terpendek yang pernah saya buat :)
Dzuhur di Darma Caang Ciamis, wilayah pegunungan yang dingin. Setelah bersusah payah mencari tempat wudhu (turun ke balong2 air dengan penuh perjuangan pp 30 menit hehehe) akhirnya saya dan paman hendak berjamaah di mushalla dekat situ.
Mushalla ini aneh, pertama : kok ya nggak ada tempat wudhu nya. Kedua ... nah ini yang mau saya ceritakan.
Ada seorang anak berpakaian seragam pramuka, setau saya dia yang tadi adzan, usia kira2 SMP.
"Jang, hayu atuh berjamaah. Ujang udah shalat?" Sok akrab saya menyapa dia.
"Nunggu pak kiai dulu kang" jawabnya
"Lho, memang pak kiai datangnya masih lama?" sambil saya menoleh jam tangan saya menunjukkan pukul 12.20. pastinya dzuhur udah telat kan.
"Pak kiai nanti jam setengah dua biasanya datang" jawabnya polos
Agak shock juga dengarnya. Walhasil walaupun diingatkan bahwa rasul senantiasa shalat tepat waktu, dan kita hendaknya lebih meneladani rasul ketimbang siapa pun, si Ujang tetap keukeuh nunggu pak kiai.
Hmmm ... mungkin yang begini nggak cuma di sana. Mungkin masih banyak pak kiai pak kiai lain yang bertabiat seperti ini... Kita yang (sebenarnya) memberi pencerahan kepada mereka ... wallahu'alam bish shawab.
1 komentar:
Wah, kiai kok shalatnya telat. Perlu dipertanyakan tuh :)
Posting Komentar