18 November 2009

Berat mengeluarkan sedekah? Itu Bagus!

Eh ... jangan sewot dulu saudara-saudaraku. Judul ini memang sengaja untuk menarik perhatian aja hehehe. tapi Insya Allah maksudnya nggak begitu :)

Pernahkah kita alami saat di mana ketika uang di kantong kita tinggal beberapa ribu rupiah dan saat itu kita benar-benar haus. Uang tersebut hanya cukup untuk ongkos pulang dan membeli segelas minuman.

Pernahkah juga kita memiliki uang cash yang berlimpah di dompet kita, misalnya ketika baru keluar ATM di tanggal-tanggal gajian?

Kedua situasi tersebut saya meyakini pernah dialami oleh sebagian besar dari kita. Sebut saja uang yang ada di situasi pertama adalah Rp 5000. Lantas apa yang akan kita lakukan jika kita bertemu dengan seorang pengemis misalnya? Apakah rela kita menyisihkan uang untuk membeli minuman ketika kita haus itu kepada si pengemis?

Dapat dipastikan situasi pertama kita pasti 'teramat sangat' berat untuk mengeluarkan uang sekalipun hanya Rp 2000 kepada si pengemis. Sebagian besar kita pasti memilih untuk menghilangkan dahaga ketimbang bersedekah. Wajar kok :)

Pada situasi kedua, jangankan uang Rp 2000, bahkan nominal jauh lebih besar pun dengan ringan akan kita keluarkan jika ada yang membutuhkan semisal pengemis tadi.

Sebenarnya saya hanya ingin berbagi hikmah yang saya dapat dari seorang teman. Bahwa nilai kita dalam beramal tidak bisa dilihat dari besarnya nominal yang dikeluarkan, tapi berbanding lurus dengan seberapa berat kita mengeluarkannya. Semakin berat kita memberikan sesuatu (baca: bersedekah) maka semakin tinggi pula nilainya di sisi Tuhan.

Bisa jadi Rp 2000 yang kita keluarkan untuk pengemis tadi nilai timbangannya jauh lebih berat dari Rp 200.000 yang kita sumbangkan ke stasiun televisi untuk bencana alam.

Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Seseorang datang kepada Rasulullah SAW lalu bertanya, “Ya Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah SAW menjawab, “Bersedekah dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut, takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian.” (dishahihkan Bukhari - Muslim)

Wallahu'alam bish shawab.

Semoga bermanfaat, terutama buat saya pribadi. Happy Idul Adha :)

Beberapa sumber :
Blog hadits Shahih Bukhari
Beda antara Infaq, Shadaqah, dan Zakat
Hadits tentang Shadaqah


6 komentar:

dhodie mengatakan...

*tersentil ngeliat banyak koin berserakan di kos sementara itu sangat bermanfaat jika disumbangkan* (doh)

Iman mengatakan...

@Dhodie, Alhamdulillah. Ini juga sebenarnya untuk ane prinadi yang kadang sering mengabaikan bersedekah. Moga bermanfaat ya (worship)

e-no si nagacentil mengatakan...

some important things to be noted when you are sharing:
- berbagi gak pernah rugi
- matematika Tuhan itu beda dengan matematika manusia
- pay it forward, MLM kebaikan untuk hidup lebih baik

Iman mengatakan...

@Eno thanks ya, very nice quote (worship)

bee mengatakan...

wah sekarang...ati2 kasih pengemis dijalan besar...bisa2 kena Denda...

Iman mengatakan...

@Bee, iya nih ada peraturannya ya? tapi kayaknya belum terlalu jalan deh :)

Pengemis kan cuma contoh sih bro, bisa kasih ke mana aja yg berhak menerimanya (worship).