22 Agustus 2009

Berpeluh Membanjir Cinta

Bukan seorang yang berbakat penyair, juga tidaklah seorang yang puitis
Hanya karena ingin mengisi sebagian ruang hati yang tiba-tiba kosong
Sejak kepergiannya ...

Yang kuingat
ia membanjiri kami dengan cinta
lewat tetesan peluhnya

irisan ketupat yang lezat menemani setiap malam semua pelanggan
dengan guyuran bumbu kacang terlezat di dunia
karena dibuat dengan cinta
potongan tahu panas dan taburan tauge rebus menambah gurih rasa
semua pelanggan menyukainya
kamu pun pasti akan ketagihan bila mencobanya

Yang kukenang
ia membanjiri kami dengan cinta
lewat tetesan peluhnya

Tiap malam
hingga ribuan malam berikutnya
ia melakukannya dengan ikhlas
dengan penuh cinta
ia mengantar kami hingga kami mengenal sekolah tinggi
yang bahkan ia tidak mengerti apa itu sekolah tinggi
cinta jauh melampaui itu semua

Yang tak mungkin kulupa
ia membanjiri kami dengan cinta
lewat tetesan peluhnya

Kami semua selalu bersama
setiap rupiah selalu penuh barokah
seorang cerdas dan mampu melihat melompat ke depan
membimbing kami tuk mengenal-Nya
berjalan tegap di atas bumi-Nya
namun tetap merunduk atas kebesaran-Nya

Yang selalu kuingat
ia membanjiri kami dengan cinta
walaupun tak pernah diungkap dengan kata
matanya mengatakan semua

Ramadhan pertama tanpanya
terasa ada yang mengiris-iris di hati
ada ruang kosong yang masih menganga

Biar kami isi dengan doa
hanya itu yang mampu
dan hanya itu ...

Yang tak mungkin kami lupa
ia membanjiri kami dengan cinta
peluhnya kini berganti doa
doa yang tiada putus baginya

1 Ramadhan 1430 H
Teruntuk almarhum Bapak kami tercinta

14 komentar:

Menuju Kaya Sempurna mengatakan...

Hanya satu yang ditunggu Bapakmu, nak, Doamu....

iman mengatakan...

Amien ... Insya Allah Pak AT. Jazakallah khairan katsir ...

elsadra mengatakan...

percayalah pada doa...insyaAllah Tuhan akan memberikan yg terbaik

Iman mengatakan...

@Elsadra makasih banyak ya. Ini memang yang terbaik bagi semua.

Ngomong2 moto blog kita sama ya hehehe

dhodie mengatakan...

Hiks dalem banget... suer saya sampai menitikkan air mata ngebacanya *teringat bapak dan ibu di Bandung*

Doakan beliau dalam setiap solatmu, man :-)

Anonim mengatakan...

T_T, terharu. Semoga diberikan yang terbaik dari Allah untuk bapaknya yah..

iman mengatakan...

@Dodi, makasih comment nya. Nulis puisi adalah hal yang paling jarang saya lakukan. Entah kenapa tiba-tiba ingin menulis.

Bahagiakan keduanya Dod, selagi masih ada kesempatan (worship)

iman mengatakan...

@Tika, makasih banyak. Nyesal belum sempat membahagiakan beliau ...

Moga Ia kini dalam rengkuhan ampunan dan rahmat Allah, makasih doanya (worship)

luvie mengatakan...

sedih bacanya... :(

Iman mengatakan...

@Luvie : (worship)

Unknown mengatakan...

jadi inget bapak saya..
entah sudah berapa Ramadhan terlewat tanpanya.
bahkan Ramadhan yang lalu-lalu bersamanya pun saya tidak terlalu ingat, karena saya masih kecil sekali..
:(

kita sebagai anak hanya bisa mendoakannya ya kang :)

Iman mengatakan...

@leni, memang benar. Penyesalan selalu datang terlambat. Semoga kita tak putus untuk selalu mendoakan beliau

Anonim mengatakan...

Man, kontak ane dong ( wicak ). No HP nt hilang.

Iman mengatakan...

@Wicak, ane udah sms ente tuh. Apa kabar :)